Bersama rakyat TNI kuat, hebat, profesional siap mewujudkan indonesia yang berdaulat, mandiri & berkepribadian

Rabu, 16 Agustus 2017

Sosio Drama Untuk Meriahkan Hari Kemerdekaan


Rembang- Dalam menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 Kemerdekaan RI. Sebanyak 150 personil yang terdiri dari 25 prajurit  TNI Kodim 0720/Rembang dan 125 siswa/Siswi gabungan sma dan smk, melakukan latihan sosio drama di alun-alun Rembang, Selasa(15/8).

Latihan yang sudah dilakukan hampir sepekan ini semakin dimatangkan dalam gladi bersih. “Sebelumnya hampir sepekan ini latihan di Alun Alun Kota Rembang  .Nantinya sosio drama ini akan dibawakan untuk menambah kemeriahan HUT Kemerdekaan. Kemudian akan ditampilkan sebelum upacara dimulai,” papar Koordinator Sosio Drama Kapten Inf Kun Muhandis Danramil 06/Lasem
Dimana nantinya mereka akan menampilkan sebuah drama kolosal bertajuk sejarah perjuangan Perang Kuning, yang merupakan kisah perjuangan rakyat  Kabupaten Rembang khususnya lasem  untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan Belanda.

Perang Kuning adalah serangkaian perlawanan rakyat Lasem-Rembang dan sekitarnya terhadap kekuasaan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Semarang (1741-1742) dan Lasem (1750). Konflik muncul sebagai dampak terjadinya peristiwa Geger Pacinan di Batavia pada tahun 1740 yang diikuti migrasi besar-besaran penduduk Tionghoa dari Batavia ke Semarang dan Lasem. Peristiwa tersebut menimbulkan terjadinya pemberontakan yang dikenal sebagai Perang Jawa di Jawa Tengah dan Jawa Timur (1741-1743), sementara Perang Kuning merupakan perang yang dikobarkan oleh masyarakat Lasem secara khusus.[1][2][3] Peperangan pada akhirnya dimenangkan oleh Belanda setelah jatuhnya banyak korban jiwa pada kedua belah pihak serta menyebabkan wilayah Lasem dipisahkan dari Rembang secara de facto.[4] Akhir peperangan ini juga menandakan berakhirnya seluruh perlawanan rakyat Lasem terhadap kekuasaan Kompeniserta kekuasaan keluarga Tejakusuman di Lasem.

Setelah terjadi peristiwa Geger Pacinan di Batavia pada tahun 1740, banyak imigran Tionghoa yang datang ke Lasem untuk mengungsi. Kedatangan mereka disambut oleh Adipati Lasem Tumenggung Widyaningrat (Oei Ing Kiat) yang mengizinkan mereka untuk membuka beberapa perkampungan baru. Bersamaan dengan berkobarnya pemberontakan melawan Kompenioleh gabungan pasukan Jawa-Tionghoa, warga Lasem mengangkat tiga pemimpin pemberontak bernama Panji Margono, Oei Ing Kiat, dan Tan Kee Wie. Pasukan pemberontak dari Lasem (juga dikenal dengan nama "Laskar Dampo Awang Lasem") pada mulanya berhasil menguasai Rembang, tetapi menderita kekalahan saat menyerang Jepara, disertai gugurnya salah satu pemimpin pemberontak Tan Kee Wie pada tahun 1742. Peperangan berhenti selama bertahun-tahun hingga akhirnya pemberontakan kembali dikobarkan oleh Kyai Ali Badawi. Pada perang pada tahun 1950 tersebut, Raden Panji Margono, diikuti oleh Oei Ing Kiat, mengalami kekalahan dan gugur. Meskipun perlawanan rakyat Lasem berakhir dengan kekalahan tersebut, nama Perang Kuning selanjutnya digunakan untuk merujuk peperangan yang dilanjutkan oleh Kwee An Say dan Tan Wan Sui.

“Kisah ini juga menceritakan peperangan pasukan Belanda yang di peragakan anggota Kodim 0720/rembang. Melawan pasukan VOC yang diperagakan para pelajar tersebut,” bocornya.

Selain memupuk kembali jiwa nasionalisme, juga membangkitkan semangat bagaimana para pahlawan pendahulu yang dengan gigih dan ksatria tanpa pamrih apapun melawan para penjajah untuk mencapai Kemerdekaan Negara Republik Indonesia.

“Selain itu tujuannya terpenting untuk menanamkan jiwa perjuangan Dalam Perjuangan Perang kuning agar tertanam dalam jiwa generasi muda khususnya para pelajar,” tandasnya.

Pihaknya berharap para personil dapat berlatih dengan sungguh-sungguh dengan penuh rasa tanggungjawab. Sehingga saat pelaksanaan dapat sesuai rencana. Sebab sosio drama nantinya akan menjadi salah satu pusat pehatian saat pelangsungan upacara Kemerdekaan RI.


Semoga hasilnya tidak mengecewakan dan dapat menghibur peserta upacara,” pungkasnya.

Tidak ada komentar: